Ada beberapa penyebab burung murai batu yang semula gacor atau rajin berbunyi, mendadak menjadi macet bunyi, antara lain :
- Burung akan memasuki masa mabung.
- Burung dalam kondisi kurang sehat atau terkena infeksi pada tenggorokannya, baik karena penyakit atau memakan serangga.
- Burung terinfeksi kutu atau tungau.
- Burung mengalami stres karena beberapa faktor, seperti kalah mental, sangkar terjatuh, pernah lepas, dan lain-lain.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kita perlu mengetahui apa penyebabnya. Karena hanya dengan mengenali penyebab itulah, kita bisa memberikan perawatan yang tepat.
Ada beberapa penanganan khusus yang bisa diterapkan di sini, antara lain :
A. Memberikan ketenangan pada burung
Dalam hal ini, murai batu yang stres harus dipisahkan dari burung sejenis dan / atau burung jenis lain yang memiliki suara kicauan cukup ramai dan keras.
Burung bisa dipindahkan ke lokasi lain yang lebih tenang. Jika lokasi tidak memungkinkan untuk memindahkan burung ke lokasi lain yang lebih tenang, Anda bisa memberikan full kerodong pada burung tersebut selama beberapa hari.
B. Memberikan pakan full EF selama terapi
Selama masa penenangan, burung sebaiknya diberi pakan full EF (extra fooding) seperti kroto dan jangkrik. Untuk voer, sebaiknya pilihlah yang mengandung zat antistress dan banyak mengandung nutrisi.
Dalam perawatan hariannya, kroto bisa diberikan setiap pagi sebanyak satu cepuk, dan sore hari sebanyak satu sendok teh. Adapun jangkrik bisa diberikan minimal 3-5 ekor, masing-masing pada pagi dan sore hari.
C. Kurangi mandi dan penjemuran selama terapi
Selama terapi atau masa penenangan, murai batu sebaiknya tidak dimandikan atau dijemur terlalu sering, cukup beberapa hari sekali, dengan porsi penjemuran yang tidak terlalu lama.
Sebagian penggemar murai batu bahkan tidak memberikan mandi dan jemur pada burung yang sedang menjalani terapi stres.
D. Berikan suplemen yang bisa meningkatkan metabolisme burung
Suplemen seperti TestoBird dan semaacamnya diperlukan untuk memperbaiki metabolisme burung. Dengan demikian, kadar testosteronnya akan lebih cepat meningkat, sehingga burung lebih mudah terangsang untuk bunyi kembali.
E. Putarkan audio brainwave atau terapi
Beberapa suara audio yang mengandung unsur atau frekuensi tertentu selama ini diyakini dapat memberikan ketenangan pada manusia atau hewan peliharaan yang mendengarnya.
Untuk hewan peliharaan, biasanya frekuensi tersebut diatur sedemikian rupa agar bisa dicerna oleh memorinya. Audio ini dikenal dengan nama brainwave. Adapun frekuensi yang digunakan dikenal dengan sebutan Alpha, Theta dan Delta
Dengan memberikan perawatan seperti di atas, burung murai batu yang macet bunyi berpeluang besar untuk pulih seperti sediakala.
Semoga bermanfaat.
disunting dari omkicau.com