Sabtu, 21 Januari 2017

Tips merawat MB menjadi juara meski dalam keterbatasan waktu kesibukan kerja



Selama bekerja di Jakarta, saya harus berangkat sebelum matahari terbit dan pulang malam selepas maghrib. Rasanya, ini hal biasa bagi kebanyakan pegawai dan karyawan di Ibu Kota.

Berjibaku dalam kubangan kemacetan jalan raya, juga banjir saat musim hujan, juga hal biasa di Jakarta. Lelah, letih, dan penat serasa lenyap setiap tiba hari Sabtu dan Minggu. Itulah kesempatan bagi saya untuk merawat dan melombakan burung.
Saya punya seekor murai batu, namanya Balloteli. Burung ini saya beli sejak masih bahan seharga Rp 800.000, saya master dan rawat sendiri dalam keterbatasan waktu. Mungkin karena kualitas genetiknya memang bagus, saya cukup puas dengan prestasinya selama ini.
Beberapa teman menyebut Balloteli sebagai murai batu dengan harga kaki lima, tapi rasa bintang lima, he.. he.. Ya, meski perawatannya minimalis, tetapi hasilnya maksimalis.
Berikut ini tips perawatan murai batu Balloteli dalam kondisi keterbatasan waktu saya selama ini.
Perawatan harian
  • Pukul 05.00, burung dikeluarkan, dan langsung masuk kandang umbaran. Kandang umbaran berada di teras, dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.
  • Sarapan pagi berupa 6 ekor jangkrik alam, ditambah 1 sendok teh kroto.
  • Pukul 07.30 sudah tiba di kantor, absen pagi dulu, kemudian mencuri waktu sebentar ke pasar burung untuk membeli kroto dan jangkrik.
  • Setiba di kantor, kroto disimpan di dalam kulkas milik kantor, he.. he.. (waduh, ketahuan bro).
  • Pukul 19.00, saya sudah tiba di rumah. Burung langsung dipindah ke sangkar harian, kemudian dikasih 6 ekor jangkrik, dikerodong dan dimaster menggunakan audio mp3 sampai pagi.
  • Karena pagi hingga petang tidak sempat merawat, saya memandikan murai batu Balloteli pukul 20.00, tetapi hanya tiga hari sekali.
Perawatan jelang lomba
  • Perawatan lomba dimulai sejak Kamis, atau H-3.
  • Sejak Kamis hingga Sabtu, burung full kerodong. Porsi jangkrik dinaikkan dua kali lipat, menjadi 12 ekor pada pagi hari, dan 12 ekor malam hari (sepulang kerja).
  • Minggu pagi, burung dijemur sebentar biar hangat, kemudian masuk karamba mandi sambil menyantap 6 ekor jangkrik (seperti setelan harian).
  • Habis mandi, burung dianginkan sebentar, kemudian dikerodong biar istirahatnya nyaman, sebelum akhirnya dibawa ke arena lomba.
  • Sekitar 1 jam sebelum sesi murai batu dimulai, Balloteli diberi 3 ekor ulat hongkong dan 3 ekor jangkrik, supaya saat lomba bisa mengeluarkan tembakan-tembakan andalannya.



Begitulah sobat kicaumania, sepenggal kisah perawatan murai batu Balloteli. Semoga bisa menginspirasi sobat kicaumania yang kebetulan menjadi pegawai, karyawan, atau buruh di Ibu Kota yang sejak pagi hingga petang sudah tidak berada di rumah.

disunting dari omkicau.com